nerrasukasuka
Wednesday 5 June 2013
Wednesday 15 May 2013
KTI Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
PROPOSAL
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH TAHUN 2013
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Predikat Ahli Madya Kebidanan
Disusun Oleh :
Nerra Magdalena Vinanty.S
NIM : 712403S10531
YAYASAN PENDIDIKAN BUNGA KALIMANTAN
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN
BANJARMASIN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional
telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera
(NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015”.
Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki
jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003).
Program
keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan
pelaksanaan keluarga berencana, diusahakan agar angka kelahiran dapat
diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi
kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan
taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Banyak pilihan metode kontrasepsi
yang tersedia saat ini bagi individu yang ingin mengikuti program keluarga
berencana. Semua metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Adapun jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh yang
ingin mengikuti program keluarga berencana adalah kondom, pil KB, suntik KB,
implant/susuk KB, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan tubektomi (Irwanashari,
2009).
Pada saat
ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu cara kontrasepsi
yang populer dan diterima oleh program keluarga berencana disetiap Negara.
Diperkirakan 60-65 juta wanita diseluruh dunia memakainya, dengan pemakaian
terbanyak di China. Meskipun banyak laporan menunjukan adanya hubungan kejadian
penyakit radang panggul (PRP) dengan pemakaian AKDR tetapi tetap saja AKDR
merupakan alat kontrasepsi yang populer karena keefektifannya yang tinggi, aman
dan sangat cocok untuk banyak wanita terutama yang sudah mempunyai anak dan
tidak beresiko terhadap penyakit menular seksual (PMS) (Siswosudarmo, 2007).
Cara kerja utama AKDR adalah mencegah pembuahan, bertolak belakang dengan kepercayaan yang luas dianut bahwa AKDR berfungsi sebagai penginduksi abortus. AKDR dapat dipasang dengan baik oleh penyedia pelayanan yang sudah terlatih (Wulansari, 2006).
Cara kerja utama AKDR adalah mencegah pembuahan, bertolak belakang dengan kepercayaan yang luas dianut bahwa AKDR berfungsi sebagai penginduksi abortus. AKDR dapat dipasang dengan baik oleh penyedia pelayanan yang sudah terlatih (Wulansari, 2006).
Di
Indonesia, pasangan usia subur yang menggunakan metode kontrasepsi terus
meningkat mencapai 61,4%. Pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik
sebesar 31,6%, pil sebesar 13,2%, IUD sebesar 4,8%, implant 2,8%, kondom
sebesar 1,3%, kontap wanita sebesar 3,1%, kontap pria sebesar 0,2%, pantang
berkala 1,5%, senggama terputus 2,2% dan metode lainnya 0,4% (Depkes, 2008).
Menurut
data dari Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 terdapat 127.117 PUS (Pasangan
Usia Subur) yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 57,32%. Pengguna kontrasepsi
terbanyak adalah KB suntik 30,67%, pil 29,5%, IUD 4,7%, implant 3,2%, kondom
0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%, pantang berkala 0,0%, senggama
terputus 0,0% dan metode lainnya 0,3%.
Menurut
data dari Dinas Kesehatan Kota Banjramasin pengguna kontrasepsi sebanyak
37,34%, Pengguna kontrasepsi terbanyak adalah KB suntik sebanyak 28,9%, pil
27,75%, IUD 9%, implant 4%, kondom 0,4%, kontap wanita 0,2%, kontap pria 0%,
pantang berkala 0% senggama terputus 0,2% dan metode lainnya 0,1%.
Di
Puskesmas Alalak Tengah pada tahun 2012 terdapat 382 PUS ( Pasangan Usia
Subur). Pada tahun 2011 dan 2012 diperoleh data jumlah akseptor KB yang
berkunjung ke Puskesmas yang diuraikan sebagai berikut :
Tahun
|
Jumlah Akseptor KB pada PUS
|
Jenis Kontrasepsi
|
Jumlah
|
2011
2012
|
472
382
|
Suntik
Pil
AKDR
Implant
Kondom
MOW
MOP
Pantang Berkala
Senggama Terputus
Metode Lainnya
Suntik
Pil
AKDR
Implant
Kondom
MOW
MOP
Pantang Berkala
Senggama Terputus
Metode Lainnya
|
42,7%
33,8%
1,2%
1,2%
0,0%
0,2%
0%
0%
0%
0%
32,9%
30%
0,9%
0,2%
0%
0%
0%
0%
0%
0,1%
|
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dengan adanya
fenomena masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang AKDR.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Mengetahui
gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi dalam rahim
di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
2. Tujuan
Khusus
a. Mengetahui
jumlah Akseptor KB di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
b. Mengetahui
pengetahuan Akseptor KB tentang alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas
Alalak Tengah Tahun 2013.
D. Manfaat
1. Bagi Responden
Akseptor dapat lebih mengerti dan memahami lagi tentang
penggunaan AKDR.
2. Bagi Peneliti
Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku
kuliah dalam bentuk penelitian dan merupakan media belajar dalam menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan dokumentasi untuk perpustakaan
kampus Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan.
4. Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan bahan masukan bagi bidan dalam upaya
meningkatkan informasi kepada ibu-ibu tentang AKDR.
E.
Keaslian
Penelitian
Penelitian
serupa tentang AKDR ini pernah diteliti oleh Septiara Pratiwi pada tahun 2012
dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Penggunaan
Kontrasepsi”. Desain penelitian secara deskriftif. Rancangan cross sectional populasinya 382 orang dengan sampel 80 orang. Perbedaan
dengan penelitian sekarang adalah pada lokasi penelitian, tahun penelitian dan
waktu penelitian.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. AKDR
a. Pengertian
Akseptor KB adalah anggota
masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat
kontrasepsi seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implant, pil,
suntikan, kondom, medis operatif wanita (MOW) dan medis operatif pria (MOP).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastic (polietilene).
Ada yang dililit tembaga (Cu) tembaga dan perak (Cu + Ag), ada pula yang tidak
bertembaga. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 1996/1997).
b. Jenis
Menurut Saifuddin (2003) jenis-jenis AKDR adalah :
1) Lippes
Loop, yang terbuat dari plastic halus
berbentuk spiral
2) Cu
T 380-A, terbuat
dari plastic Fleksibel, berbentuk huruf T, yang diselubungi oleh kawat halus yang
terbuat dari tembaga (Cu)
3) AKDR lain yang beredar di Indonesia
adalah Nova T (Seherring)
c. Cara Kerja
Cara kerja kontrasepsi AKDR menurut Saifuddin (2003) yaitu :
1) Menghambat kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba fallopi.
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum
mencapai kavum uteri.
3) Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d. Keuntungan
1) Praktis dan ekonomis
2) Efektifitas tinggi (angka kegagalan
kecil)
3) Kesuburan segera kembali jika AKDR
dilepas
4) Tidak harus mengingat seperti
kontrasepsi pil
5) Umumnya tidak mengganggu hubungan
seksual suami istri
6) Relative murah
7) Dapat digunakan untuk jangka panjang
(sampai 10 tahun)
8) Dapat dipasang segera setelah
melahirkan atau sesudah mengalami keguguran (apabila tidak terjadi infeksi)
9) Cocok untuk ibu menyusui (BKKBN,
1997).
Selain keuntungan diatas, menurut
Saifuddin (2003), AKDR mempunyai keuntungan
a. Tidak mempengaruhi kualitas dan
volume ASI
b. AKDR efektif segera setelah
pemasangan
c. Membantu mencegah kehamilan ektopik
a. Kerugian
Kerugian dari pemakaian AKDR :
1) Masih terjadi kehamilan dengan AKDR
in situ
2) Terjadi perdarahan : spotting dan
menometroragia
3) Leokorea, sehingga menguras protein
tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
4) Dapat terjadi infeksi
5) Tingkat akhir infeksi menimbulkan
kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6) Tali AKDR dapat menimbulkan
perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual
b. Indikasi penggunaan AKDR
1) Perempuan pada usia reproduksi
2) Perempuan pada keadaan nullipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi
jangka panjang
4) Perempuan menyusui yang ingin
menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak
menyusui bayinya
6) Setelah abortus dan tidak terlihat
adanya infeksi
7) Perempuan dengan resiko rendah dari
IMS
8) Tidak menghendaki metode hormonal
9) Tidak menyukai untuk mengingat-ingat
minum pil setiap hari
10) Tidak menghendaki kehamilan setelah
1-5 hari senggama. (Handayani, 2010).
c. Kontra Indikasi
Sebelum pemasangan AKDR terlebih
dahulu harus dibuat riwayat kesehatan dan pemeriksaan dalam untuk mengertahui
kemungkinan adanya kontraindikasi pada pemasangan AKDR. Menurut Saifuddin
(2003) kontraindikasi pemasangan AKDR adalah :
1) Diketahui/kemungkinan hamil
2) Perdarahan pervaginam yang diketahui
3) Lecet (erosi) atau peradangan
dileher rahim
4) Diketahui dan dicurigai adanya
kanker rahim
5) Adanya kelainanbawaan uterus yang
abnormal
6) Adanya kanker alat genital
7) Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
d. Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi antara lain :
1) Perubahan siklus haid (umumnya pada
3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2) Kadang – kadang haid lebih lama dan
banyak
3) Kadang – kadang terjadi perdarahan
sedikit – sedikit diantara menstruasi
4) Kadang – kadang saat haid terasa
lebih sedikit (Saifuddin, 2003)
e. Komplikasi
1) Merasa sakit dan kejang selama
beberapa hari setelah pemasangan AKDR
2) Perdarahan berat pada waktu haid
atau diantaranya yang memungkinkan menjadi penyebab anemia
3) Perforasi dinding rahim (sangat
jarang apabila pemasangan benar (Saifuddin 2003)
f. Waktu Penggunaan
1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang
dapat dipastikan klien tidak hamil
2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3) Segera setelah melahirkan, selama 48
jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan . Perlu diingat, angka
ekspulasi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam persalinan
4) Setelah menderita abortus (segera
atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
5) Selama 1 sampai 5 hari setelah
senggama yang tidak terlindungi
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (Knowledge) merupakan
hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu panca indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif
mertupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo, 2003).
Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003)
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya
2) Memahami (Comprehensioan)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui
3) Aplikasi
(Application) adalah kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya,
misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.
4) Analisis
(Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam suatu komponent. Kemampuan ini dapat dilihat
dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dsb.
5) Sintesis
(synthesis) adalah kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru, misalnya dapat
meringankan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi
(Evaluation) adalah kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian tehadap suatu objek atau materi, misalnya
dapat menafsirkan sebab ibu tidak mau ikut KB.
c. Pengukuran
pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden
(Notoatmodjo S, 2009).
d. Penilaian
Pengetahuan
Katagori
penilaian pengetahuan menurut Arikunto (1998) dalam Sudjana N, et al (2001)
yaitu :
1) Baik : 76% - 100%
2) Cukup
: 56% - 75%
3) Kurang
: 40% - 55%
Rumusan yang digunakan
adalah :
N = SP/SM x 100%
|
Keteranagan :
N : Nilai yang didapat
SP : Skor yang didapat
SM : Skor yang didapat
B. Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka
konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara beberapa konsep yang akan
di ukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Karena konsep
tidak dapat langsung diamati, maka konsep dapat diukur melalui variabel.
Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara
variabel-variabel yang akan diteliti (Riyanto,Agus.2010).
Pengetahuan
|
Akseptor
KB
|
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
C. Hipotesis
Hipotesis adalah pertanyaan sementara
yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran hipotesis digunakan
pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian berarti jawaban sementara
penelitian yang akan dibuktikan dalam penelitian tersebut, dikatakan sementara
karena yang diberikan baru berdasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta
atau data. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis
dapat disimpulkan benar atau salah, diterima atau ditolak.
Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara
pengetahuan akseptor KB tentang AKDR di Puskesmas Alalak Tengah tahun 2013.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian
Tempat
dan Waktu
1. Lokasi
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah, Banjarmasin Utara
2. Waktu
Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan sejak pengambilan data pendahuluan yaitu bulan April 2013
B.
Rancangan Penelitian
1. Jenis
/ Desain Penelitian
Penelitian
ini metode yang digunakan adalah Deskriftif. Metode Deskriftif adalah suatu
metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set
kondisi, suatu system pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi,
gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
tentang variabel pengetahuan akseptor KB tentang AKDR. Kemudian dilakukan
analisan diwilayah Puskesmas Alalak Tengah.
2.
Populasi, Sampel
dan Teknik Sampling
a.
Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakterisasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(sugiono, 2004 dalam hidayat, 2010).
Pada penelitian ini populasi adalah seluruh akseptor
KB aktif yang ada diwilayah Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013 berjumlah 382
akseptor.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya
(Hidayat, 2010)
Pada penelitian ini sampelnya adalah akseptor KB
aktif yang datang berkunjung ke Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
Besar Sampel
Perhitungan besar sampel
menggunakan penentuan besar sampel dengan populasi < 1000
Keterangan :
n =
Jumlah sampel
N =
Jumlah populasi
d =
Tingkat signifikan
n =
=
=
=
= 79, 08 = 80
Besar sampel adalah 80 orang
c.
Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi
sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis
sampel yakni probability sampling dan
non probability sampling (Hidayat,2010).
Pada penelitian ini cara pengambilan sampel adalah
dengan membagikan kuesioner kepada akseptor KB aktif dengan jenis sampel non probability sampling yaitu teknik accedental sampling.
3.
Variabel Penelitian
a.
Variabel bebas
(Independen)
Merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama
variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain, variabel ini
punya nama lain sperti variabel predicator, resiko, atau kausa (Hidayat, 2010).
Variabel independen pada penelitian ini adalah
pengetahuan.
b.
Variabel terikat
(Dependen)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas
terhadap perubahan (Hidayat,2010)
Pada penelitian ini variabel dependen adalah
akseptor KB.
4.
Definisi
Operasional
Definisi
operasional adalah mendeinisikan variable secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran fenomena
Definisi Operasional dakam penelitian ini sebagai
berikut :
No.
|
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Parameter dan
Kategori
|
Alat Ukur
|
Skala
Pengukuran
|
1
|
Pengetahuan
akseptor tentang pengetahuan AKDR
|
Pemahaman
akseptor tentang pemakaian AKDR meliputi : penelitian, jenis, keuntungan,
kerugian, indikasi dan kontraindikasi, efek samping, siapa yang memasang dan
tempat dipasang
|
a.
Baik : 76% - 100%
b.
Cukuf : 56% - 75%
c.
Kurang : >56%
|
Kuisioner
|
Ordinal
|
5. Teknik
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah :
a. Data
Primer
Data primer
adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer dalam
penelitian ini adalah pengguna alat kontrasepsi, pengetahuan akseptor. Data
dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang datang ke
Puskesmas Alalak Tengah.
b. Data
Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data
rekapitualisasi akseptor KB aktif (akseptor yang memakai atau menggunakan kontrasepsi)
dan KB (akseptor yang baru memakai atau menggunakan kontrasepsi) serta data
mengenai demografi diwilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah.
6. Instrumen
Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrument penelitian ini dapat berupa: kuesioner (daftar pertanyaan),
formulir observasi, formulir – formulir lainnya yang berkaitan dengan pencatatan
data dan sebagainya (Notoadmodjo,2002).
Pada penelitian
ini penulis menggunakan instrument penelitian kuesioner yang berisi 15
pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan
ibu tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).
7. Pengolahan
dan Analisa Data
a. Cara
pengolahan data
Dilakukan secara manual yaitu
melalui langkah – langkah sebagai berikut :
1) Editing
Editing adalah
upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing
ini menggunakan kuesioner yang berisi pendidikan dan pengetahuan tentang
pemakaian AKDR.
2) Coding
Coding merupakan
kegiatan pemberian kode numeric (angka) pada setiap variabel penelitian untuk
memudahkan pada pengolahan data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk
pendidikan dasar diberi kode = 1, menengah = 2, dasar = 3 untuk pengetahuan
baik diberi kode = 1, kurang baik = 2
3) Data
Entry
Data entry adalah kegiatan
memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base
computer sesuai dengan jawaban masing – masing pertanyaan
4) Tabulating
Tabulating
adalah membuat tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian atau apa yang diinginkan oleh peneliti. Pada tahap ini
jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu
dihitung dan dijumlahkan kemudian ditulis dalam bentuk tabel.
b. Analisis
Data
Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu analisa yang
dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel
yang diteliti yaitu pengetahuan akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi.
Data disajikan dalam bentuk tabel dan diinterprestasikan.
8. Etika
Penelitian
Etika penelitian merupakan hal
yang penting dalam melakukan penelitian mengingat penelitian akan berhubungan
dengan manusia, karena manusia memiliki hak asasi dalam kegiatan penelitian.
Dalam melakukan penelitian ini,
peneliti mengajukan permohonan izin kepada Pimpinan Puskesmas Alalak Tengah
untuk mendapatkan izin untuk penelitian, menjaga kerahasiaan data yang
diperoleh dari penelitian agar tidak digunakan untuk tujuan lain misalnya
tujuan komersial, selain hanya untuk digunakan dalam penelitian ini saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)