Wednesday 15 May 2013

KTI Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

PROPOSAL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR KB TENTANG AKDR (ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM) DI PUSKESMAS ALALAK TENGAH TAHUN 2013

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Predikat Ahli Madya Kebidanan

 


Disusun Oleh :
Nerra Magdalena Vinanty.S
NIM : 712403S10531


YAYASAN PENDIDIKAN BUNGA KALIMANTAN
AKADEMI KEBIDANAN BUNGA KALIMANTAN
BANJARMASIN
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan norma keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk mewujudkan “keluarga berkualitas tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Saefuddin, 2003).
Program keluarga berencana ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan pelaksanaan keluarga berencana, diusahakan agar angka kelahiran dapat diturunkan, sehingga tingkat kecepatan perkembangan penduduk tidak melebihi kemampuan kenaikan produksi, dan dengan demikian diharapkan dapat ditingkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat. Banyak pilihan metode kontrasepsi yang tersedia saat ini bagi individu yang ingin mengikuti program keluarga berencana. Semua metode kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Adapun jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh yang ingin mengikuti program keluarga berencana adalah kondom, pil KB, suntik KB, implant/susuk KB, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan tubektomi (Irwanashari, 2009).
Pada saat ini Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan salah satu cara kontrasepsi yang populer dan diterima oleh program keluarga berencana disetiap Negara. Diperkirakan 60-65 juta wanita diseluruh dunia memakainya, dengan pemakaian terbanyak di China. Meskipun banyak laporan menunjukan adanya hubungan kejadian penyakit radang panggul (PRP) dengan pemakaian AKDR tetapi tetap saja AKDR merupakan alat kontrasepsi yang populer karena keefektifannya yang tinggi, aman dan sangat cocok untuk banyak wanita terutama yang sudah mempunyai anak dan tidak beresiko terhadap penyakit menular seksual (PMS) (Siswosudarmo, 2007).
           Cara kerja utama AKDR adalah mencegah pembuahan, bertolak belakang dengan kepercayaan yang luas dianut bahwa AKDR berfungsi sebagai penginduksi abortus. AKDR dapat dipasang dengan baik oleh penyedia pelayanan yang sudah terlatih (Wulansari, 2006).
Di Indonesia, pasangan usia subur yang menggunakan metode kontrasepsi terus meningkat mencapai 61,4%. Pola pemakaian kontrasepsi terbesar yaitu suntik sebesar 31,6%, pil sebesar 13,2%, IUD sebesar 4,8%, implant 2,8%, kondom sebesar 1,3%, kontap wanita sebesar 3,1%, kontap pria sebesar 0,2%, pantang berkala 1,5%, senggama terputus 2,2% dan metode lainnya 0,4% (Depkes, 2008).
Menurut data dari Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2012 terdapat 127.117 PUS (Pasangan Usia Subur) yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 57,32%. Pengguna kontrasepsi terbanyak adalah KB suntik 30,67%, pil 29,5%, IUD 4,7%, implant 3,2%, kondom 0,7%, kontap wanita 2,2%, kontap pria 0,1%, pantang berkala 0,0%, senggama terputus 0,0% dan metode lainnya 0,3%.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Banjramasin pengguna kontrasepsi sebanyak 37,34%, Pengguna kontrasepsi terbanyak adalah KB suntik sebanyak 28,9%, pil 27,75%, IUD 9%, implant 4%, kondom 0,4%, kontap wanita 0,2%, kontap pria 0%, pantang berkala 0% senggama terputus 0,2% dan metode lainnya 0,1%.
Di Puskesmas Alalak Tengah pada tahun 2012 terdapat 382 PUS ( Pasangan Usia Subur). Pada tahun 2011 dan 2012 diperoleh data jumlah akseptor KB yang berkunjung ke Puskesmas yang diuraikan sebagai berikut :
Tahun
Jumlah Akseptor KB pada PUS
Jenis Kontrasepsi
Jumlah
2011





2012
472





382
Suntik
Pil
AKDR
Implant
Kondom
MOW
MOP
Pantang Berkala
Senggama Terputus
Metode Lainnya

Suntik
Pil
AKDR
Implant
Kondom
MOW
MOP
Pantang Berkala
Senggama Terputus
Metode Lainnya
42,7%
33,8%
1,2%
1,2%
0,0%
0,2%
0%
0%
0%
0%

32,9%
30%
0,9%
0,2%
0%
0%
0%
0%
0%
0,1%



B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas dengan adanya fenomena masalah diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang AKDR.

C.     Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan akseptor KB tentang alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui jumlah Akseptor KB di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
b.      Mengetahui pengetahuan Akseptor KB tentang alat kontrasepsi dalam rahim di Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.

D.    Manfaat
1.      Bagi Responden
Akseptor dapat lebih mengerti dan memahami lagi tentang penggunaan AKDR.
2.      Bagi Peneliti
Mampu mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah dalam bentuk penelitian dan merupakan media belajar dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama pendidikan.


3.      Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan dokumentasi untuk perpustakaan kampus Akademi Kebidanan Bunga Kalimantan.
4.      Bagi Puskesmas
Dapat dijadikan bahan masukan bagi bidan dalam upaya meningkatkan informasi kepada ibu-ibu tentang AKDR.

E.     Keaslian Penelitian
Penelitian serupa tentang AKDR ini pernah diteliti oleh Septiara Pratiwi pada tahun 2012 dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Tentang Penggunaan Kontrasepsi”. Desain penelitian secara deskriftif. Rancangan cross sectional populasinya 382 orang dengan sampel 80 orang. Perbedaan dengan penelitian sekarang adalah pada lokasi penelitian, tahun penelitian dan waktu penelitian.

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Teori
1.      AKDR
a.       Pengertian
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi seperti alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implant, pil, suntikan, kondom, medis operatif wanita (MOW) dan medis operatif pria (MOP).
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic (polietilene). Ada yang dililit tembaga (Cu) tembaga dan perak (Cu + Ag), ada pula yang tidak bertembaga. (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional 1996/1997).
b.      Jenis
Menurut Saifuddin (2003) jenis-jenis AKDR adalah :
1)      Lippes Loop, yang terbuat dari plastic halus berbentuk spiral
2)      Cu T 380-A, terbuat dari plastic Fleksibel, berbentuk huruf T, yang diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu)
3)      AKDR lain yang beredar di Indonesia adalah Nova T (Seherring)


c.       Cara Kerja
Cara kerja kontrasepsi AKDR menurut Saifuddin (2003) yaitu :
1)      Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.
2)      Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.
3)      Mencegah sperma dan ovum bertemu.
d.      Keuntungan
1)      Praktis dan ekonomis
2)      Efektifitas tinggi (angka kegagalan kecil)
3)      Kesuburan segera kembali jika AKDR dilepas
4)      Tidak harus mengingat seperti kontrasepsi pil
5)      Umumnya tidak mengganggu hubungan seksual suami istri
6)      Relative murah
7)      Dapat digunakan untuk jangka panjang (sampai 10 tahun)
8)      Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah mengalami keguguran (apabila tidak terjadi infeksi)
9)      Cocok untuk ibu menyusui (BKKBN, 1997).

Selain keuntungan diatas, menurut Saifuddin (2003), AKDR mempunyai keuntungan
a.       Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
b.      AKDR efektif segera setelah pemasangan
c.       Membantu mencegah kehamilan ektopik

a.       Kerugian
Kerugian dari pemakaian AKDR :
1)      Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ
2)      Terjadi perdarahan : spotting dan menometroragia
3)      Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah
4)      Dapat terjadi infeksi
5)      Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik
6)      Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu hubungan seksual

b.      Indikasi penggunaan AKDR
1)      Perempuan pada usia reproduksi
2)      Perempuan pada keadaan nullipara
3)      Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4)      Perempuan menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6)      Setelah abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7)      Perempuan dengan resiko rendah dari IMS
8)      Tidak menghendaki metode hormonal
9)      Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
10)  Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama. (Handayani, 2010).
c.       Kontra Indikasi
Sebelum pemasangan AKDR terlebih dahulu harus dibuat riwayat kesehatan dan pemeriksaan dalam untuk mengertahui kemungkinan adanya kontraindikasi pada pemasangan AKDR. Menurut Saifuddin (2003) kontraindikasi pemasangan AKDR adalah :
1)      Diketahui/kemungkinan hamil
2)      Perdarahan pervaginam yang diketahui
3)      Lecet (erosi) atau peradangan dileher rahim
4)      Diketahui dan dicurigai adanya kanker rahim
5)      Adanya kelainanbawaan uterus yang abnormal
6)      Adanya kanker alat genital
7)      Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

d.      Efek Samping
Efek samping yang umum terjadi antara lain :
1)      Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
2)      Kadang – kadang haid lebih lama dan banyak
3)      Kadang – kadang terjadi perdarahan sedikit – sedikit diantara menstruasi
4)      Kadang – kadang saat haid terasa lebih sedikit (Saifuddin, 2003)




e.       Komplikasi
1)      Merasa sakit dan kejang selama beberapa hari setelah pemasangan AKDR
2)      Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan menjadi penyebab anemia
3)      Perforasi dinding rahim (sangat jarang apabila pemasangan benar (Saifuddin 2003)

f.       Waktu Penggunaan
1)      Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil
2)      Hari pertama sampai ke-7 siklus haid
3)      Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan . Perlu diingat, angka ekspulasi tinggi pada pemasangan segera atau selama 48 jam persalinan
4)      Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi
5)      Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak terlindungi

1.      Pengetahuan
a.       Pengertian
Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia yaitu panca indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif mertupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).

b.      Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1)      Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
2)      Memahami (Comprehensioan)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
3)      Aplikasi (Application) adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya, misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.
4)      Analisis (Analysis) adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam suatu komponent. Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dsb.
5)      Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun informasi baru, misalnya dapat meringankan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6)      Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian tehadap suatu objek atau materi, misalnya dapat menafsirkan sebab ibu tidak mau ikut KB.

c.       Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo S, 2009).

d.      Penilaian Pengetahuan
Katagori penilaian pengetahuan menurut Arikunto (1998) dalam Sudjana N, et al (2001) yaitu :
1)      Baik          : 76% - 100%
2)      Cukup       : 56% - 75%
3)      Kurang     : 40% - 55%
Rumusan yang digunakan adalah :

N = SP/SM x 100%



Keteranagan :
N               : Nilai yang didapat
SP              : Skor yang didapat
SM             : Skor yang didapat

B.     Kerangka Konseptual Penelitian
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara beberapa konsep yang akan di ukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Karena konsep tidak dapat langsung diamati, maka konsep dapat diukur melalui variabel. Diagram dalam kerangka konsep harus menunjukkan hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti (Riyanto,Agus.2010).
Pengetahuan
Akseptor KB
 



Gambar 2.1
Kerangka Konsep

C.     Hipotesis
            Hipotesis adalah pertanyaan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Untuk menguji kebenaran hipotesis digunakan pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian yang akan dibuktikan dalam penelitian tersebut, dikatakan sementara karena yang diberikan baru berdasarkan pada teori dan belum menggunakan fakta atau data. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis dapat disimpulkan benar atau salah, diterima atau ditolak.
            Hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan akseptor KB tentang AKDR di Puskesmas Alalak Tengah tahun 2013.



BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Ruang Lingkup Penelitian
Tempat dan Waktu
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan diwilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah, Banjarmasin Utara
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sejak pengambilan data pendahuluan yaitu bulan April 2013

B.     Rancangan Penelitian
1.      Jenis / Desain Penelitian
Penelitian ini metode yang digunakan adalah Deskriftif. Metode Deskriftif adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu system pikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan data tentang variabel pengetahuan akseptor KB tentang AKDR. Kemudian dilakukan analisan diwilayah Puskesmas Alalak Tengah.

2.      Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
a.       Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang mempunyai kuantitas dan karakterisasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiono, 2004 dalam hidayat, 2010).
Pada penelitian ini populasi adalah seluruh akseptor KB aktif yang ada diwilayah Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013 berjumlah 382 akseptor.

b.      Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil untuk diketahui karakteristiknya (Hidayat, 2010)
Pada penelitian ini sampelnya adalah akseptor KB aktif yang datang berkunjung ke Puskesmas Alalak Tengah Tahun 2013.
Besar Sampel
Perhitungan besar sampel menggunakan penentuan besar sampel dengan populasi < 1000

Keterangan :
n          = Jumlah sampel
N         = Jumlah populasi
d          = Tingkat signifikan

n = = = = = 79, 08 = 80
Besar sampel adalah 80 orang

c.       Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada, secara umum ada dua jenis sampel yakni probability sampling dan non probability sampling (Hidayat,2010).
Pada penelitian ini cara pengambilan sampel adalah dengan membagikan kuesioner kepada akseptor KB aktif dengan jenis sampel non probability sampling yaitu teknik accedental sampling.

3.      Variabel Penelitian
a.       Variabel bebas (Independen)
Merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi variabel lain, variabel ini punya nama lain sperti variabel predicator, resiko, atau kausa (Hidayat, 2010).
Variabel independen pada penelitian ini adalah pengetahuan.

b.      Variabel terikat (Dependen)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan (Hidayat,2010)
Pada penelitian ini variabel dependen adalah akseptor KB.

4.      Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendeinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran fenomena
Definisi Operasional dakam penelitian ini sebagai berikut :
No.
Variabel
Definisi Operasional
Parameter dan Kategori
Alat Ukur
Skala Pengukuran
1
Pengetahuan akseptor tentang pengetahuan AKDR
Pemahaman akseptor tentang pemakaian AKDR meliputi : penelitian, jenis, keuntungan, kerugian, indikasi dan kontraindikasi, efek samping, siapa yang memasang dan tempat dipasang
a.       Baik : 76% - 100%
b.      Cukuf : 56% - 75%
c.       Kurang : >56%
Kuisioner
Ordinal
5.      Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah :
a.       Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden. Data primer dalam penelitian ini adalah pengguna alat kontrasepsi, pengetahuan akseptor. Data dikumpulkan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yang datang ke Puskesmas Alalak Tengah.

b.      Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekapitualisasi akseptor KB aktif (akseptor yang memakai atau menggunakan kontrasepsi) dan KB (akseptor yang baru memakai atau menggunakan kontrasepsi) serta data mengenai demografi diwilayah kerja Puskesmas Alalak Tengah.

6.      Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrument penelitian ini dapat berupa: kuesioner (daftar pertanyaan), formulir observasi, formulir – formulir lainnya yang berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo,2002).
Pada penelitian ini penulis menggunakan instrument penelitian kuesioner yang berisi 15 pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR).


7.      Pengolahan dan Analisa Data
a.       Cara pengolahan data
Dilakukan secara manual yaitu melalui langkah – langkah sebagai berikut :
1)      Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing ini menggunakan kuesioner yang berisi pendidikan dan pengetahuan tentang pemakaian AKDR.
2)      Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) pada setiap variabel penelitian untuk memudahkan pada pengolahan data yang terdiri atas beberapa kategori. Untuk pendidikan dasar diberi kode = 1, menengah = 2, dasar = 3 untuk pengetahuan baik diberi kode = 1, kurang baik = 2
3)      Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer sesuai dengan jawaban masing – masing pertanyaan
4)      Tabulating
Tabulating adalah membuat  tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau apa yang diinginkan oleh peneliti. Pada tahap ini jawaban responden yang sama dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian ditulis dalam bentuk tabel.


b.      Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi dan frekuensi dari variabel yang diteliti yaitu pengetahuan akseptor KB terhadap penggunaan kontrasepsi. Data disajikan dalam bentuk tabel dan diinterprestasikan.

8.      Etika Penelitian
               Etika penelitian merupakan hal yang penting dalam melakukan penelitian mengingat penelitian akan berhubungan dengan manusia, karena manusia memiliki hak asasi dalam kegiatan penelitian.
               Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengajukan permohonan izin kepada Pimpinan Puskesmas Alalak Tengah untuk mendapatkan izin untuk penelitian, menjaga kerahasiaan data yang diperoleh dari penelitian agar tidak digunakan untuk tujuan lain misalnya tujuan komersial, selain hanya untuk digunakan dalam penelitian ini saja.